Rabu, 04 Maret 2020
Festival Kenduren Wonosalam
Maret 04, 2020
Ribuan orang dari Jombang dan beberapa kota di Jawa Timur, memadati lapangan Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang, Minggu (3/3/2019). Mereka adalah pengunjung dalam acara kenduri buah durian atau dalam bahasa jawa disebut Kenduren Duren. Kenduren Wonosalam merupakan ritual tahunan masyarakat dari 9 desa di Kecamatan Wonosalam. Tradisi selamatan disertai acara berbagi durian gratis tersebut dilaksanakan sebagai ungkapan syukur atas melimpahnya hasil panen durian.
Layaknya hajatan kenduri, Kenduren Wonosalam melibatkan masyarakat dalam penyediaan buah durian. Masyarakat dari 9 desa, setiap desanya membuat 1 buah tumpeng berisi durian serta beberapa jenis hasil bumi. Ritual Kenduren Wonosalam dimulai dari arak-arakan 9 tumpeng dari kantor Kecamatan Wonosalam. Kesembilan tumpeng itu masing-masing diarak oleh puluhan warga dari 9 desa menuju lapangan Kecamatan Wonosalam. Memasuki lapangan, 9 tumpeng berisi buah durian dan berbagai jenis hasil bumi diletakkan terpisah mengelilingi sebuah tumpeng raksasa. Tumpeng itu berisi 2.500 buah durian yang dibagikan gratis kepada para pengunjung.
Begitu diletakkan di lapangan, ratusan orang mulai mengambil posisi mengelilingi 9 tumpeng. Sementara pengunjung lainnya, mengelilingi tumpeng raksasa. Suasana di lapangan Kecamatan Wonosalam menjadi riuh saat seluruh prosesi kenduri dan pembacaan selesai. Mereka saling berteriak dan berebut buah durian yang disiapkan untuk acara Kenduren Wonosalam.
Dari kenduri, kenali yang asli
Kenduren Wonosalam bukan sekedar ritual selamatan atau ungkapan syukur atas melimpahnya hasil panen durian bagi masyarakat Wonosalam. Kegiatan itu juga dimaksudkan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Pengetahuan yang dimaksud, yakni terkait jenis dan asal buah durian. Masyarakat dari luar Wonosalam dan daerah lain dari luar Jombang diharapkan bisa mengenali durian asli Wonosalam dengan durian dari daerah lain.
Menurut warga Sumber Wonosalam, Ruslan (55), durian asli Wonosalam memiliki ciri khas unik. Ciri khas itu hampir tidak dimiliki durian dari daerah lain. Ciri khas dari durian asli Wonosalam, menjadikan durian dari daerah ini menjadi primadona bagi para pecinta durian dari berbagai daerah. "Yang kami sayangkan, ada yang jual durian lalu bilang ke konsumen kalau itu durian Wonosalam, padahal sebenarnya bukan (durian) Wonosalam," ujar Ruslan.
Pedagang sekaligus pengepul durian asli Wonosalam ini berharap, lewat momentum Kenduren Wonosalam, konsumen pemburu durian bisa mengenali jenis durian serta asal durian yang dijual di pasaran. "Harapan kami, masyarakat yang naik ke Wonosalam bisa mengerti mana (durian) yang asli Wonosalam dan mana yang bukan," ungkap pria yang berjualan durian sejak tahun 2005 ini. Disebutkan, di antara durian asli Wonosalam terdapat durian bido, durian sintokong atau lokal, serta durian simas.
durian , festival , food , kenduren , wonosalam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar